- Fastabiqul Khoirot -
Thursday, April 1, 2021
Saturday, May 9, 2020
Realita Pendidikan Karakter Anak Sekolah Dasar di Era Milenial 4.0
Realita Pendidikan Karakter Anak Sekolah Dasar di Era Milenial 4.0
Mabrorotul Maghfiroh
20170701052035
azroh.lovers@gmail.com
Mahasiswa
Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
Institut Agama
Islam Negeri Madura
Dengan
melemahnya penanaman nilai-nilai karakter pada anak didik sejak sekolah dasar
akan berimbas pada penyimpangan perilaku dan nilai kemanusiaan pada
perkembangan anak berikutnya. Pada era milenial ini kesadaran orang tua dan
guru akan pentingnya suatu pendidikan yang berkualitas bagi anak-anaknya
semakin meningkat, sekolah yang berkualitas semakin dicari dan sekolah yang
mutunya rendah semakin ditinggalkan. Pendidikan sangat berperan dalam hal ini untuk
mengembangkan aspek kepribadian manusia yang mencakup kepribadian individu yang
berkarakter baik.
Nilai-nilai
yang berkembang saat ini menuntut kesiapan setiap anak bangsa dalam membangun
kualitas sumber daya manusianya. Bangsa yang memiliki kualitas sumber daya
manusia yang menguasai IPTEK dan IMTAQ yang dilandasi oleh nilai-nilai karakter
adalah bangsa yang mampu bersaing dengan negara lain.
Era
milenial sekarang ini berbeda dengan era sebelumnya, dimana menuntut kesiapan
guru dan siswa dalam menghadapi derasnya ilmu pengetahuan dan teknologi yang
berbasis internet online. Pada era milenial ini setiap siswa dihadapkan kepada
tantangan digitalisasi ilmu pengetahuan yang bersumber tidak hanya dari guru,
melainkan dari internet dan kecanggihan teknologi digital. Dengan demikian,
siswa sekolah dasar tidak akan lepas dari pengaruh dan dampak kemajuan
teknologi yang bisa diakses kapan saja dan dimana saja. Mengahdapi kondisi
nyata seperti ini, maka dibutuhkan kesiapan berbagai pihak agar kemajuan
teknologi tidak berdampak negatif terhadap masa depan anak-anak.
Perkembangan
teknologi akhir-akhir ini dirasakan begitu pesat, namun di sisi lain guru dan
orang tua merasa ketakutan jika anak hidup dalam ketidak teraturan dan bebas
nilai. Pendidikan nilai karakter bagi anak sekolah dasar menjadi sangat penting
untuk ditanamkan oleh guru di sekolah dan di rumah oleh setiap orang tua siswa.
Belakangan
ini prestasi intelektual anak-anak Indonesia mengalami peningka-tan cukup baik
dengan banyaknya prestasi di berbagai olimpiade sains internasional,
namun kemunduran justru terjadi pada aspek lain yang amat penting, yaitu aspek
moral. Kemunduran pada aspek ini menyebabkan krisis pendidikan akhlak dalam
dunia pendidikan, sehingga dunia pendidikan di Indonesia tidak dapat menahan
laju kemerosoton akhlak yang terus terjadi. Keberadaan media berbasis online
turut berpengaruh dalam perubahan pandangan hidup dan perilaku siswa peserta
didik dan generasi muda pada umumnya, pengguna internet di tanah air didominasi
oleh generasi muda khusus kalangan pelajar di Indonesia dengan kelompok
usia 10-14 tahun.
Melihat
beberapa kasus pelanggaran akhlak yang terjadi pada peserta didik, tampak jelas
tidak tertanamnya dengan baik mana akhlak yang mesti dijadikan karakter dan
mana akhlak yang terlarang. Padahal seseorang akan dikatakan memiliki iman yang
benar dan sesuai syariat Islam jika ia memiliki karakter akhlak yang baik.
Jadi, akhlak yang baik merupakan tanda kesempurnaan iman. Jika pendidikan
akhlak dibangun berdasarkan worldview yang benar, metode yang tepat, dan
praktik yang integral pada setiap proses pendidikannya, maka bangunan karakter
anak didik akan mudah terbentuk, khususnya di lingkungan sekolah.
Pendidikan
karakter adalah sebuah proses atau usaha untuk membentuk perilaku peserta didik
yang tercermin dalam kata, sikap, perbuatan berdasarkan nilai, norma, dan moral
luhur melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan latihan. Kementrian
Pendidikan Nasional telah merumuskan 18 nilai-nilai pendidikan karakter yang
akan ditanamkan pada diri peserta didik sebagai upaya membangun karakter
bangsa. Nilai-nilai karakater yang dimaksud adalah, religius, jujur, toleransi,
disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat
kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, bersahabat / komunikatif,
cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, dan tanggung
jawab. Penerapan pendidikan karakter memerlukan pendeka-tan personal secara
terus menerus dari semua guru, konselor, maupun orang tua di rumah.
Fakta
dari rendahnya nilai prososial di kalangan siswa perlu mendapat perhatian
serius khususnya dalam konteks bimbingan dan konseling di sekolah yang semuanya
memberi implikasi kepada program bimbingan konseling sekolah yang lebih
antisipatif dan preventif. Bimbingan dan konseling bagi siswa yang memiliki
sikap prososial rendah sangat perlu diberikan pemberian layanan konseling, hal
ini adalah suatu upaya untuk mengurangi dan mencegah budaya anti sosial di
kalangan siswa.
Guru
BK atau konselor dalam menjalankan tugasnya memiliki kekuatan sekaligus
kelemahan, perihal tersebut merupakan sebuah tantangan.Kekuatan yang dimiliki
oleh Guru BK adalah kekuatan dalam menguasai segala ilmu bimbingan konseling
dengan teknik atau terapi yang digunakan untuk menyelesaikan masalah yang
terjadi pada siswa baik secara teoritis maupunpraktis.
Seorang
pendidik yang bijaksana, akan mencari metode alternative yang lebih efektif
dengan menerapkan dasar-dasar pendidikan yang berpengaruh dalam mempersiapkan
anak secara mental dan moral, saintikal, spiritual, dan etos sosial, sehingga
anak dapat mencapai kematangan yang sempurna, memiliki wawasan yang luas dan
berkepribadian integral. Menurut Abdullah Nasih Ulwan metode tersebut di
antaranya: Pertama, keteladanan, salah satu metode pendidikan yang
dianggap besar pengaruhnya terhadap keberhasilan proses belajar mengajar adalah
metode pendidikan dengan keteladanan.
Yang
dimaksud metode keteladanan di sini yaitu suatu metode pendidikan dengan cara
memberikan contoh yang baik kepada para peserta didik, baik dalam ucapan maupun
dalam perbuatan. Keteladanan dalam pendidikan merupakan bagian dari sejumlah
metode paling efektif dalam mempersiapkan dan membentuk anak secara moral,
spiritual, dan sosial. Kedua, pembiasaan, pembiasaan dalam pendidikan
anak sangat penting, terutama dalam pembentukan kepribadian, akhlak dan agama.
Karena dengan pembiasaan-pembiasaan agama, akan masuk unsur-unsur positif dalam
pribadi anak yang sedang tumbuh. Semakin banyak pengalaman agama yang
didapatnya melalui pembiasaan itu, akan semakin banyak unsur agama dalam
pribadinya dan semakin mudah anak memahami ajaran agama.
Pendidikan
memang harus mampu menghadapi tantangan Zaman, karena itu peran sekolah dalam
membina karakter anak-anak menjadi sangat penting. Pengetahuan, keterampilan,
dan moralitas yang tinggi menjadi pondasi yang kuat bagi setiap anak dalam
menjalani kehidupannya. Dengan pendampingan dan pendidikan yang tepat maka
mereka akan mampu beradaptasi dengan lingkungan dan zamannya. Tidak heran jika pemerintah
mengeluarkan kebijakan melalui Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 87 tahun 2017
tentang Penguatan Pendidikan Karakter yang harus dijalankan setiap institusi
pendidikan.
Ada
tiga faktor yang mempengaruhi perkembangan anak, yaitu faktor keluarga (orang
tua), sekolah, dan lingkungan. Pertama, keluarga, keluarga merupakan
lingkungan pertama anak mendapat pendidikan. Begitu pula kepribadian anak
dibentuk pertama kali di lingkungan keluarga. Oleh karena itu, orang tua dan
seluruh keluarga harus memberikan pendidikan dan pengarahan ke pengembangan
potensi dan fitrah anak. Pada dasarnya, seorang anak belajar banyak hal hanya
dengan berada dekat orang tuanya dan melihat apa yang mereka kerjakan.
Hal
yang harus diketahui dan dipahahami orang tua dalam mendidik anak di era 4.0.
yaitu: Pertama, menjaga komunikasi dengan baik, anak-anak lebih sering
berinteraksi dengan teknologi dari pada dengan orang tua. Kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi merubah cara berfikir dan berprilaku orang tua,
misalnya untuk membuat anak tidak rewel maka orang tua akan memberikan gadger
kepada anak maka anak akan lebih leluasa untuk mengakses informasi-informasi
tanpa pengawasan dari orang tua. Kedua, mengetahuai trend yang
digandrungi anak agar tahu cara memfilternya, orang tua tidak bisa melarang
anak untuk tidak menggunakan teknologi di era 4.0 ini, hal yang perlu
diperhatikan dan dilakukan orang tua adalah selalu mendampingi anak dalam
menggunakan gadget agar orang tua tau apa yang dan dapat memfilter
konten-konten yang dapat membahayakan bagi anak.
Kedua,
sekolah, sekolah merupakan lingkungan kedua yang bisa mempengaruhi
perkembangan anak. Yang berperan dalam pendidikan anak di sekolah adalah
guru/pendidik. Dimana guru diberi tanggung jawab untuk melanjutkan pendidikan
anak dari orang tua/keluarga. Ketika anak sudah masuk di lingkungan sekolah,
maka ia dianggap sudah bisa berfikir dan diharapkan mampu menerima pelajaran
dari gurunya. Pelajaran yang disampaikan oleh guru diharapkan mampu membangun
dan mengembangkan potensi anak sesuai dengan kebutuhan zaman.
Pendidikan
karakter pada anak sekolah dasar merupakan fondasi yang amat penting dalam
membangun kepribadian baik di masa perkembangan maupun untuk masa depannya.
Guru di sekolah merupakan teladan karakter baik yang dapat dicontoh oleh anak
sekolah dasar. Karakter guru yang baik dalam bersikap, berperilaku, bertutur
kata dalam berinteraksi dengan anak akan diteladani oleh anak didiknya. Jika
karakter guru buruk dalam bersikap, berperilaku, bertutur kata dengan anak
didiknya maka anak akan mencontoh karakter buruk tersebut, sebab karakter tidak
hanya diajarkan melainkan ditumbuhkembangkan melalui pembiasaan baik dan
keteladanan dari orang dewasa (guru).
Pendidikan
karakter bagi siswa sekolah dasar di abad 21 era milenial ini menjadi sangat
penting ditumbuhkem-bangkan pada anak sekolah dasar. Guru sebagai teladan yang
baik dalam menumbuhkembangkan pendidikan karak-ter akan lebih efektif apabila
ditopang dengan pendekatan dan media teknologi dalam mengimplementasikan
nilai-nilai pendidikan karakter pada anak sekolah dasar. Inilah tantangan baru
bagi guru di era milenial dalam menjalankan peran dan tugasnya sebagai model
pendidikan karakter bagi anak agar dapat diteladani.
Ketiga,
lingkungan, lingkungan dimana anak itu tinggal dan dibesarkan.
Sebagai orang tua yang bijak, maka ia harus mempertimbangkan lingkungan dimana
anak tinggal dan dibesarkan. Karena lingkungan yang baik akan berpotensi
membentuk karakter yang baik ke anak. Dan sebaliknya, lingkungan yang buruk
bisa berpotensi membentuk karakter yang buruk pula.
Pada
abad 21 di era milenial ini peran guru tidaklah satusatunya sumber ilmu
pengetahuan bagi siswa, namun media dan informasi teknologi memainkan peran
baru bagi perkembangan ilmu pengetahuan anak-anak. Siswa sekolah dasar dapat
belajar dengan baik dan senang mengikutinya, jika metode dan media pembelajaran
yang diterima oleh anak bervariasi dengan didukung oleh teknologi. Pendidikan
memang harus mampu menghadapi tantangan Zaman, karena itu peran sekolah dalam
membina karakter anak-anak menjadi sangat penting.
Pengetahuan,
keterampilan, dan moralitas yang tinggi menjadi pondasi yang kuat bagi setiap
anak dalam menjalani kehidupannya. Dengan pendampingan dan pendidikan yang
tepat maka mereka akan mampu beradaptasi dengan lingkungan dan zamannya. Era
milenial 4.0 tidak hanya menyediakan peluang, tetapi juga memunculkan tantangan
bagi generasi milenial. Tantangan yang paling dekat adalah kepada anggota
keluarga khususnya orang tua. Di era milenial ini, orang tua ditantang untuk mengetahui
dan memahami bagaimana cara mendidik anak. Karena, berbeda generasi maka
berbeda pula cara mendidiknya.
DAFTAR
PUSTAKA
Akhsania, Khayatun Nufus. 2018. Pendidikan karakter prososial di era
milenial dengan Pendekatan Konseling Realitas. Prosiding SNBK (Seminar Nasional
Bimbingan dan Konseling). Vol. 2 No. 1 Hal. 228-233
Ambarsari, Rika Yuni. 2019. Pendidikan Anak Di Era Milenial. Proceedings
of the National Seminar on Women's Gait in sports towards a healthy lifestyle.
Vol. No.
Juwita, Dwi Runjani. 2018. Pendidikan Akhlak Anak Usia Dini Di Era
Millennial. At-Tajdid : Jurnal Ilmu Tarbiyah. vol. 7 No. 2.
Murfiah, Uum. 2018. Implementasi Pendidikan Karakter Pada
Anak Sekolah Dasar Di Era Milenial. Seminar Nasional Pendidikan Dasar
(Sepeda). Vol. No. Hal
Putri, Dini Palupi. 2018. Pendidikan Karakter Pada Anak Sekolah
Dasar di Era Digital. Ar-Riayah: Jurnal Pendidikan Dasar. Vol. 2 No. 1.
Umroh, Ida Latifatul. 2019. Peran Orang Tua Dalam Mendidik Anak
Sejak Dini Secara Islami Di Era Milenial 4.0. TaLim : Jurnal Studi
Pendidikan Islam. Vol.2 No.2
Friday, April 3, 2020
Dampak COVID-19 Terhadap UN 2020 di Pamekasan
Tuesday, March 31, 2020
Keterampilan Jurnalistik
Wednesday, March 18, 2020
Manajemen Media Jurnalistik (Cetak)
A. Manajemen Media Cetak
1.
Struktur Organisasi Pers Media Cetak
B. Manajemen Redaksional Media Cetak
https://drive.google.com/open?id=1wmT8cuxWuHAHGGzl8WzFBRjkQZ5ffC6n
Tuesday, February 11, 2020
Cara Membuat Blog yang Benar
1. Terlebih dahulu kamu harus memiliki akun gmail.com
2. Setelah itu, kamu masuk ke google ketik blogger.com
3. Jika ingin membuat blog, klik buat akun/sign up. Jika kamu sudah mempunyai akun google, kamu klik sign in.
4. Masukkan email dan password yang kamu miliki lalu pilih masuk.
5. Selesai !! Bloggermu sudah selesai. Kamu tinggal menggunakannya dengan memasukkan apa yang akan kamu posting.
Terima kasih!
Selamat Mencoba 👍
-Aghfi-